Mengapa mempelajari Al Quran dengan metode ini ?

Kita akan sama-sama belajar mempelajari Al Quran dengan Metode ini, menurut saya menarik sekali... 


Cobalah membuka Al Quran dan mulai mengamati apa yang terkandung di dalamnya, kita mulai dengan yang paling sering kita baca sehari-hari dalam shalat yaitu Surat Al Fatihah.


Surat 1 (Al-Fatihah) yang berarti Pembuka. 


Ayatnya ada 7. 


Jika jumlah ayatnya dipandang sebagai nama surat maka namanya Al-A’raf yang berarti tempat yang tinggi.


(Kita mulai masuk pada salah satu cara sederhana untuk mempelajari Al Quran dengan metode Angka) Cara 1.


Ternyata antara nomor surat 1 dengan jumlah ayatnya serta nama-nama Surat dari semuanya memiliki hubungan yang sangat serasi dan saling berhubungan. 


Pembuka (untuk menuju) tempat yang tinggi yaitu makna antara Surat ke 1 dengan ayatnya 7.


Luar biasa bukan metode sederhana ini.... 


Selanjutnya dari Surat 7 yang terdiri dari 206 ayat apakah juga memiliki hubungan yang harmonis ? 


Sebelumnya saya mencoba mengurangi angka 206 yaitu jumlah ayat dari Surat ke 7 tersebut dengan 114 


(mengapa 114 ? karena jumlah semua surat dalam Al Quran adalah 114 surat /salah satu metode juga dalam pemahaman Al Quran dengan metode numerik). Cara 2.


Jumlah Ayat 206 - 114 = 92


Jika dipandang sebagai nomor Surat maka ia adalah surat Al-Lail yang berarti malam. 


Lalu apakah hubungan antara Surat 7 dengan ayatnya ? 


Apakah ada hubungan antara Al-A’raf yang berarti tempat yang tinggi dengan Al-Lail (malam) ? 


Jika kita amati dengan baik antara tempat yang tinggi dengan malam ada hubungan simbol yang serasi. 


Bukankah orang yang telah berada pada posisi dan kedudukan (tempat) yang tinggi sering terjatuh, mudah merasa paling mulia, mudah meremehkan orang dan sebagainya. 


Seakan-akan ada kegelapan pada dirinya yang disimbolkan dengan nama surat sebagai malam.


Dengan cara yang sama selanjutnya lihatlah ada berapa ayat dari Surat Malam (Al-Lail) yaitu surat ke 92 itu. 


Kita temukan ia memiliki surat ke 92 memiliki 21 ayat. 


Jika kita memandang 21 itu sebagai nama Surat maka akan kita ketahui itu nama dari surat Al-Anbiya yang berarti para Nabi. 


Selanjutnya apakah ada hubungan antara Malam dengan para Nabi? Subhanallah, kita melihat ada keserasian dan keharmonisan pada Surat 92 dengan ayatnya yang 21. 


Bukankah kalau malam hari membutuhkan lampu atau jika kita dalam kegelapan memerlukan pembimbing menuju cahaya yang disimbolkan oleh Al-Quran sebagai para Nabi dan Rasul.


Lalu, lihatlah ada 112 dari Surat ke 21. 


Jika 112 dipandang sebagai nama Surat maka kita ketahui ia adalah surat Al-Ikhlas (Ikhlas dan tulus). 


Luar biasa bukan surat 21 dan ayatnya juga memiliki hubungan yang menjelaskan. 


(Jika seandainya surat 21 memiliki ayat 100 ayat dan 
 jika surat ke 100 adalah Surat Al-Adhiyat yang berarti kuda yang berlari kencang maka hal tersebut tidak cocok dan serasi bahkan jauh dari nilai kebenaran yang sebenarnya). 


Bukankah tidak cocok jika surat ke 21 dihubungkan dengan 
surat ke 100 atau dengan arti lain Para Nabi dengan Kuda yang berlari kencang. 


Sekalipun ayat dari Surat 21 ada 112 ayat, namun jika nama 
Surat 112 bukan Al-Ikhlas maka itupun tidak cocok dan serasi. 


Jelas semuanya ini menjadi bukti bahwa pada nomor urut Surat, jumlah ayat-ayatnya serta nama-nama Suratnya ada kejeniusan dan kecerdasan yang sangat luar biasa yang tidak mungkin ini adalah perencanaan seorang manusia walau ia sekelas Nabi Muhammad sekalipun (tanpa merendahkan beliau sebagai sang Rasul). 


Dengan kata lain bahwa susunan dan struktur Al Quran itu bukan manusia, jin dan sebagainya namun semuanya atas kehendak dan perintah Allah.


Agar dapat menambah keyakinan saya, maka mari lanjutkan proses yang telah kita lakukan. 


Lihatlah Surat 112 ada 4 ayatnya. 


Lalu, lihat surat apakah yang ke 4 ? 
An-Nisa yang berarti kaum wanita adalah surat yang ke 4. 


Apakah hubungan antara 112 dengan ayatnya yang 4 itu atau Al-Ikhlas dengan kaum wanita ? 


Ajaib sekali hubungan antara keduanya 112 dengan 4 memiliki hubungan yang harmonis. Bukankah yang kasih sayangnya sangat tulus dan ikhlas kepada anak dan keluarganya umumnya adalah kaum wanita ?


Sekarang kita lanjutkan lagi. 


Coba perhatikan ternyata surat 4 memiliki 176 ayat. 


Sekarang kita akan memakai cara ke 2 


Karena tidak ada surat 176 maka ia dikurangi dengan 114 yaitu total dari semua surat pada Al-Qur’an. 


Sisanya 62 dan jika dipandang sebagai nama surat maka kita akan ketahui bahwa surat ke 62 adalah surat Al-Jumu’ah (Hari Jum’at).

Lalu, apakah ada hubungan dari Surat ke 4 dengan ayatnya ? 


Apakah ada hubungan antara kaum wanita dengan Hari Jum’at ? 


Mungkin Anda akan mengatakan bahwa tidak ada hubungan pada kaum wanita dengan Hari Jum’at apalagi wanita tidak diwajibkan atasnya untuk sholat Jum’at. 


Tapi, cobalah kita perhatikan bukankah secara bahasa Al-Jumu’ah berarti hari berkumpul. 


Dari makna ini jelas ada hubungan yang sangat kuat antara An-Nisa dengan Al-Jumu’ah. 


Bukankah yang selalu sibuk dan meramaikan berbagai pertemuan, perkumpulan atau kegiatan seperti majlis taklim, majliz dzikir dan sebagainya adalah kaum wanita.


Jelas ini ada kekuatan mukjizat pada susunan dan struktur 
Al Qur’an.

Sangat tidak terpikirkan oleh saya yang amat bebal ini.


Ada susunan dan struktur yang yang terencana dan ada keseimbangan matematika yang amat sistematis. 


Ini semua menjadi bukti bahwa Allah sendirilah yang menyusun Al-Quran menjadi seperti yang kita saksikan.


Selanjutnya, kita lihat surat Al-Jumu’ah ada 11 ayat. 


Jika 11 kita pandang sebagai nama Surat yaitu Hud. 


Lalu apa hubungan Surat 62 dengan ayatnya yg 11 ? 


Apakah ada hubungan antara Al-Jumu’ah dengan Hud. 


Sebelumnya kita sudah mengetahui bahwa Al-Jumu’ah adalah simbol hari berkumpul. 


Lalu apa hubungannya dengan Hud yang notabene sebagai salah seorang dari para Nabi Allah ? 


Saya melihat antara hari berkumpul dengan (simbol/judul ayat) 
Al Hud ada hubungan yang kuat.

Sebagaimana yang kita ketahui Nabi Hud ada seorang Nabi yang ditugaskan mengurus umatnya yang sangat sulit dikendalikan. 


Dari sini saya melihat makna simbol dari Surat Hud adalah sulit dikendalikan.

Dengan demikian jika kita hubungkan antara hari berkumpul dengan sulit dikendalikan begitu sangat kuat.

Bukankah ketika lagi banyak orang yang berkumpul apalagi dalam bilangan ribuan maka suasana akan sulit dikendalikan ? 


Ajaib lagi ketika saya lagi meneliti struktur Al-Qur’an saya menemukan bahwa semua surat yang memiliki jumlah 11 ayat bermakna sulit dikendalikan seperti Surat 63, 93, 100 dan 101. 


Surat 63 adalah Surat orang munafik, bukankah orang munafik sulit dikendalikan ? 


Surat 93 adalah Surat waktu Dhuha bukankah surat waktu dhuha atau waktu secara umum sangat cepat berlalu dan sangat sulit mengendalikannya ? 


Surat 100 adalah surat Al-Adhiyat (kuda yang berlari kencang) bukankah kuda jika sedang berlari kencang sangat sulit 
dikendalikan ?

Selanjutnya surat 101 yang berarti goncangan atau kiamat  bukankah jika sedang ada goncangan baik itu gempa bumi atau lainnya maka pada saat itu suasana sangat sulit dikendalikan ?


Saya pikir cukup beberapa bukti bahwa ada hubungan yang kuat antara nomor Surat, jumlah ayat-ayatnya serta nama surat-surat tersebut. 


Saya sendiri telah mencoba sampai semua surat dan saya telah menyaksikan betapa ajaib struktur Surat-Surat Al Quran beserta nama dan jumlah ayat-ayatnya.


Lalu apakah yang harus saya lakukan agar Al Quran dapat menjadi Operating System dalam diri saya ???


Mengapa Al Quran dipilah menjadi 30 Juz ? 


Jika Al Quran dipakai sebagai pedoman hidup adakah korelasi antar metode pengkajian Al Quran dengan Angka-Huruf sebagai panutan ? Bagaimana caranya ?


Muncul pertanyaan lagi....agak susah juga saya menjawabnya....?


Ajaib dan sederhana sekali metode pemahaman Al Quran dengan sistem numerik ini.